Google ads

SILA CARI DI SINI

Google

Friday, September 19, 2008

ILMU BERHAJI—DITULIS OLEH MANTAN GMNI-PEMUDA MARHAENIS

Lembar pertama buku ini tertulis:

“Wa kullu man bighairi ‘ilmin ya’malu a’maluhu marduudatun la taqbalu”
Tiap-tiap orang yang beramal tidak pakai ilmu kelakukannya ditolak dan tidak diterima.

Tentunya kita diajak memahami kata-kata tersebut, orang akan dicokok kelakuannya akan ditolak, manakala meninggalkan ilmu atau tidak menggunkan ilmu.
Barangkali tulisan inilah yang mengantarkan penulisnya, memberi judul buku, “ilmu Berhaji”. Bahwa berhaji itu juga menggunkan ilmu, dan jika tidak menggunkan ilmu, maka ibadahnya akan ditolak. Maknanya bahwa seorang-orang muslim dalam menjalankan ibadah selalau diladasi keilmuan, dan tidak pada ranah keykinan yang tanpa dasar.
Biasanya sebuah buku yang bearoma ibadah dan nuansa keislaman, seperti buku ini, selalu dikomentari oleh ahli agama, ustad yang terkenal, bahkan akademisi jebolan pendok pesantren atau dari Universitas Agama Islam. Namun tidak demikian yang dilakukan oleh buku ini, justru pengantarnya dari Dr. Ir. Siswono Yudo Husodo—Mantan Menteri. Orang pun akhirnya jadi maklum, karena penulis buku ini, Heroe Soeparto yang lebih populis dipanggil; dengan “Gus Lindhu” adalah mantan Anggota Pimpinan GMNI-Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, bahkan pernah menjabat Ketua DPD Pemuda Marhaenis Propinsi DKI Jakarta. Dan Siswonoi Yudho Husoda juga manta anggota GMNI.
Tentunya saat ini akan kita nikmati, bagaimana olahan anggota GMNI ketika menulis buku yang terkait dengan Ibadah Haji. Yang jelas buku ini cukup “kocak” dan tidak terlalu berbelit dengan dengan terminology yang sulit-sulit, sehingga orang mudah memahaminya. Semuanya jadi ringan, ringaks, dan mudah cerna. Oleh karena itulah buku ini memiliki kekuatan kepada siapa saja bahwa beribadah haji itu tidak perlu sulit-sulit dan bikin pusing. Mungkin merupakan siar yang bagus, orang awan atau orang yang baru masuk Islam tidak akan ragu menjalankan ibadah haji. Dan pasti bisa!
Data Buku:
JUDUL: Ilmu Berhaji
PENULIS : Heroe Soeparto
PENERBIT: Puri Arsita, A-6. Jl. Kalimantan, Purwosari, Sinduadi, Mlati, Sleman Yogyakarta. Telp. [0274] 7470601. HP. 081 227 10912. E-mail; amara_books@yahoo.com
ISBN: 978-979-9203-45-8
CETAKAN : I—Agustus 2007
TEBAL: 190 hlm.
Kata “HAJI” dalam bahasa Arabnya “HAJJU” dan HAJJA” artinya ZIARAH. Haji adalah suatunperjalanan ziarah istimewa, suatu ziarah yang khusus, hanya dapat dikerjakan di Mekah dan Arafah, pada waktu tertentu satu tahu hanya satu hari, dan memiliki nilaimibadahg kepada Allah. Jadi kalau melakukan ziarah bukan ke Mekah dan Arafah dan tidak disertai ritual tertentu namanya bukan haji. Banyak dapat kita saksikan di sekitar kita adanya rombongan dari berbagai majelis taklim ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, atau ziarah ke Masjid Agung Demak dan makam para wali, atau ziarah untuk bersilaturahmi dengan para Kiai terkenal di berbagai tempat, semua ziarah tersebut tidak dapat disebut haji. Bahkan ziarah ke Makam Nabi di Masjid Nabawi Madinah itupun tidak dapat disebut ibadah haji.

Citarasa Jawa pun acap kali muncul di buku ini.
Misalnya ketika buku ini membentangkan :”Hikmah Wukuf”
……[hlm 101].
……Maksud utama berwukuf adalam berdiam diri. Yaitu agar supaya segenap piranti jiwa yang berupa angan-angan (cipta-nalar-pengerti) dan Panca Indera, bisa lerem tidak makarti (tidak beraktivitas). Orang Jawa menyebutnya agar jiwa kita dapat mencapai kondisi heneng-hening-awas-eling. Dalam kondisi semacam inilah disebut khusuk.
…..Pada saat mencapai kondisi luyut atau heneng-hening, maka bisa dibangunkan rahsa jati, suatu piranti yang sangat halus yang dimiliki manusia yang bisa menerima signal gaib, termasuk ilham Tuhan

No comments:

ads