[Peneliti Universiti Sains Malaysia (USM) menemukan alat pelacak jamaah haji. Alat bisa akan mengidentifikasi gerakan para jamaah haji dari Malaysia]
Salah satu universitas terkemuka di Malaysia, Universiti Sains Malaysia (USM), merancang sebuah program berteknologi canggih untuk melacak keberadaan para calon jamaah selama melakukan ibadah haji."Prototip ini merupakan keberhasilan besar," ujar Menteri Ahmad Zahid Hamidi. USM sudah menjalin kerja sama dengan Sistem Manajemen Pelacakan Jamaah Haji PTMS sejak tahun lalu. Mereka juga bekerja sama dengan perguruan tinggi Umm-Al-Qura UQU di Makkah. Program ini dibuat untuk melacak perkembangan dan keberadaan para calon jamaah selama menunaikan ibadah haji."USM meluncurkan prototip PTMS tahun lalu menggunakan koper beberapa responden lokal yang menunaikan haji. Sebuah pilot project akan digelar pada musim haji mendatang," jelas Ahmad.Pada tahap berikutnya, peneliti USM akan menggunakan identifikasi frekuensi radio RFID untuk melacak gerakan para jamaah haji dari Malaysia. Bila cara ini terbukti sukses, teknologi baru ini bisa dipakai di seluruh dunia.PTMS akan dipasarkan dalam lima tahun mendatang. Bila selesai dibuat, sistem pelacakan ini termasuk pelacakan paspor, kesehatan, koper dan alat pengenal RFID pemantau para jamaah yang akan di-scan di beberapa lokasi di Mekah.Lebih dari dua juta muslim datang ke Arab Saudi setiap tahun untuk menuaikan ibadah haji. Program ini menggunakan teknologi modern untuk memberikan lingkungan lebih baik buat para jamaah. Teknologi ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan gerakan yang dialami para jamaah."Layanan di Mekah dan Madinah perlu diadaptasi untuk teknologi modern. USM menciptakan sistem yang dapat dipakai untuk 50 hingga 100 tahun ke depan, sekaligus memenuhi peningkatan jumlah jamaah haji," tambah Ahmad.Pemerintah Saudi berusaha menggunakan teknologi modern untuk memfasilitasi ibadah haji. Mereka membuat jaringan penyiaran yang canggih dan standar keamanan baru untuk terowongan yang dilewati kendaraan dan rute yang dilalui para jemaah haji pada November nanti. Desember lalu, Saudi berencana membangun lima monorail dan sistem jalur KA yang menghubungkan Makkah dan Madinah
Sumber :http://www.tanjungpinang.info
Salah satu universitas terkemuka di Malaysia, Universiti Sains Malaysia (USM), merancang sebuah program berteknologi canggih untuk melacak keberadaan para calon jamaah selama melakukan ibadah haji."Prototip ini merupakan keberhasilan besar," ujar Menteri Ahmad Zahid Hamidi. USM sudah menjalin kerja sama dengan Sistem Manajemen Pelacakan Jamaah Haji PTMS sejak tahun lalu. Mereka juga bekerja sama dengan perguruan tinggi Umm-Al-Qura UQU di Makkah. Program ini dibuat untuk melacak perkembangan dan keberadaan para calon jamaah selama menunaikan ibadah haji."USM meluncurkan prototip PTMS tahun lalu menggunakan koper beberapa responden lokal yang menunaikan haji. Sebuah pilot project akan digelar pada musim haji mendatang," jelas Ahmad.Pada tahap berikutnya, peneliti USM akan menggunakan identifikasi frekuensi radio RFID untuk melacak gerakan para jamaah haji dari Malaysia. Bila cara ini terbukti sukses, teknologi baru ini bisa dipakai di seluruh dunia.PTMS akan dipasarkan dalam lima tahun mendatang. Bila selesai dibuat, sistem pelacakan ini termasuk pelacakan paspor, kesehatan, koper dan alat pengenal RFID pemantau para jamaah yang akan di-scan di beberapa lokasi di Mekah.Lebih dari dua juta muslim datang ke Arab Saudi setiap tahun untuk menuaikan ibadah haji. Program ini menggunakan teknologi modern untuk memberikan lingkungan lebih baik buat para jamaah. Teknologi ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan gerakan yang dialami para jamaah."Layanan di Mekah dan Madinah perlu diadaptasi untuk teknologi modern. USM menciptakan sistem yang dapat dipakai untuk 50 hingga 100 tahun ke depan, sekaligus memenuhi peningkatan jumlah jamaah haji," tambah Ahmad.Pemerintah Saudi berusaha menggunakan teknologi modern untuk memfasilitasi ibadah haji. Mereka membuat jaringan penyiaran yang canggih dan standar keamanan baru untuk terowongan yang dilewati kendaraan dan rute yang dilalui para jemaah haji pada November nanti. Desember lalu, Saudi berencana membangun lima monorail dan sistem jalur KA yang menghubungkan Makkah dan Madinah
Sumber :http://www.tanjungpinang.info
[CATATAN]--Program ini perlu di jajaki oleh pemerintah Indonesia, dilihat dari sisi manfaatnya sangat membantu. Apalagi jika ditinjau dari jumlah jemaah haji Indonesia paling besar--sekitar 225.000 orang jemaah pertahun.
No comments:
Post a Comment