Buku ini terlahir dari laporan perjalanan haji yang pernah dimuat di Harian Pelita tahun 1991. Penulisnya ketika itu masih bergabung sebagai wartawan Harian Pelita.
Gambaran pengalaman berhaji ini, diberi tajuk "Haji Pasca Perang Teluk", sebuah judul yang menstimuli orang untuk membaca sekaligus juga membeli.
Sudirman Tebba penulis buku ini memberikan catatan khusus, atas penyelenggaran haji tahun 1991. Sekitar empat hal yang ditengarai penting dan istimewa, yakni:
- Ibadah haji itu dilakukan setelaha berlangsung perang antara Irak melawan gabungan sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, di bawah komando Ameruka Serikat
- Kegiatan ibadah haji itu masih dibayangi oleh tragedi Mina yang terjadi tahun sebelumnya
- Haji tahun itu mempunyai makna politis, khususnya perkembangan politik Islam pada masa Orde Baru, karena saat itu Presiden Soeharto dan keluargannya turut menuaikan ibadah haji
- Haji pada tahun itu merupakan haji akbar yang bayak ditunggu oleh umat islam.
HAJI AKBAR MEMBUAT JAMAAH LOKAL MEMBLUDAK
Maklum jika haji akbar itu memiliki tingkat keagungan yang tinggi, dan merupakan idaman bagi umat Islam. Namun akibat yang harus diterima, tentunya setara dengan harapan yang dinginkan. Haji akbar ditandai dengan Wukuf yang bertepatan hari jumat, dan momentum ini seakan memberikan undangan kepada penduduk loka, bahkan juga jamaah yang datang dari sekitar Arab Saudi.
Data buku
JUDUL: Haji Pasca Perang Teluk
PENULIS: Sudirman Tebba
PENERBIT: PT RajaGrafindo Persada. Jl. Pelepah Hijau IV TN.I No. 14-15. Kelapa Gading Permai. Tel. 021-4520951 Jakarta 14240
ISBN:979-421-716-6
CETAKAN: I-Maret 1999
TEBAL: xii + 126 hlm, 18 cm
No comments:
Post a Comment