Thursday, August 21, 2008

RENUNGAN HAJI DARI SEORANG MUKIMIN.

Ketika buku yang berjudul renungan “Renungan Di Tanah Suci Dan Pedoman Berhaji”, ditulis oleh seorang-orang mukimin bernama Ahmad Jamhuri Jaharis Nurudin, mengaku telag tinggal tetap selama seperempat abad. Untuk ukuran waktu meninggalkan tanah air, dapat dikategorikan sangat lama. Tentunya merupakan pengalaman empiri yang dapat dibukukan sebagai pedoman warga bangsa kita yang sedang menjalankan ibadah yang sangat kolosal ini.
Tulisan ini dibuat dengan menggali pengalaman pribadinya, kurang lebih telah 25 kali penyelenggaran ibadah haji.
Renungan ini mengakrabkan siapa saja dengan tanah haram, tempat kelahiran Nabi Akhirul zaman. Melalaui renungan ini seakan memutar sebuah film, dan mendaur ulang perjalanan Rasullulah.
Data Buku
JUDUL: Renungan Di Tanah Suci Dan Pedoman Berhaji
PENULIS: Ahmad Jamhuri Jaharis Nuruddin
PENERBIT:---Tidak tetulis di buku—dicetak PT Bina Il mu Offgset Jl. Rungkut Industri IV/18 Surabaya
CETAKAN: Januari 1990
TEBAL: v + 130 halaman
Buku ini juga mengungkap beberapa salah pandang, ternyata jika didudukan dengan benar banyak pengalaman baru yang kita dapat. Tentunya orang jadi terperanjat ketika kita masuk di Masjid Rasulullah—Masjid Nabawi, bau menyengat kemenyan sejenis dupa yang acap kali terlihat asapnya, di bakar di masdjid ini.
Alangkah melesetnya orang yang mangatakan hal itu tidak boleh, karena serupa dengan majusi atau Budha yang mendewakan api. Ummat Islam mengyunakn api buat memasak dan merebus, membakar kayu garu dan sebagainya, bukan berarti menyembah api. Hukum agama diambil dari Nabi yang jujur, bukan dari akal pikiran yang bentur. Begitu juga di Majidil Haram perapiannya sambil dibawa Thawaf, kalau Ramadhan setiap malam didupai terkadang dipakai Mustaka dan lainnya.
Dalam buku ini ternyata memahamkan kita tentang ibdah haji sekaligus memberikan pembelajaran terkait dengan situsai serbenarnya di tanah suci. Disamping itupula dalam buku ini juga diungkap beberapa terminology makna berhaji, dan dibentangkan pula latar belakang sejarah dari kota-kota suci yang ada di jazirah tanah kelahiran Nabi.
[Catatan: buku ini dikais di pusat penjualan buku bekas, Terminal Angkut Senin-Jakarta. Buku ini diberi kata pengantar Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Kalimantan Selatan . HM Umar Yasin, Ba]

UNDANG-UNDANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI:

Bagi Indonesia Ibadah Haji itu harus ada regulator, yang mampu dijadikan acuan. Karena ibadah haji bagi Indonesia menyangkut keselamatan warga Negara yang jumlahnya sekitar 225 ribu jiwa, suatu jumlah jiwa yang tidak sedikit. Acuan diperlukan karena dengan jumlah jamaah yang besar itu, tentunya juga berkonsekuensi dengan kuantitas masalah yang ditimbulkannya.
Penyelenggaran Ibadah itu akahirnya juga didukung beberapa tata-karma yang diwujudkan dalam bentuk Undang-undang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pada Masa Presiden BJ. HAbibie, lahirlah Undang-undang tersebut, yakni No 17 Tahun 1999. Terdiri dari 15 bab dan 30 pasal.
Kemudian Ketika Presiden di jabat Soesilo Bambang Yudhoyono, terdapat penyempurnaan Undang-unbdang Penyelenggaran Ibadah Haji [UU RI No. 13 Tahun 2008].
Undang-undang ini terdiri dari 17 bab, dan 69 pasal. Yang lebih kedepan dari UU No. 13 ini adalah terbentuknya Komisi Pengawas Haji Indonesia

Koleksi:
I . UNDANG-UNDANG PENYELENGGARAN IBADAH HAJI [Nomor 17 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji] Dihimpun dan diterbitkan oleh : Penerbit Damar Pustaka Yogyakarta 2004
Dilengkapi:

-Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2003 Tentang Biaya Penyelenggaran Ibadah Haji Tahin 2004
-Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2004 Tentang Biaya Penyelenggaran Ibadah Haji Tahun 2005

II. UNDANG-UNDANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI [Nomor 13 Tahun 2008. Dihimpun dan diterbitkan : Sinar Grafika Jl. Sawo Raya No. 18 Jakarta 13220.
Cetakan Juni 2008. ISBN 979-007-179-5—Dilengkapi Perpres RI. No. 4 tahun 2008 tentang Pengelola Dana Abadi Umat.


Tuesday, August 19, 2008

KALUNG DOA-JAMAAH HAJI

Doa dalam beribadah haji itu kadang menjadi persoalan khusus bagi calon jamaah, beberapa kiai justru memberi solusi sederhana, solusi itu orang menamai “doa sapu jagad”. Sebuah doa yang penggunaannya seirama jargonya minum bersoda, “coca-cola”. Kapan saja, dimana saja, doa sapu jagad senjatanya. Apakah itu thawaf, sa’i, lempar jumrah, pokoknya apa peritiwanya langsung sikat dengan do’a sapu jagad. Kendala ini ternyata dapat diakhiri, setelah lahirnya ide cemerlang dengan mengemas doa-doa dalam bentuk kalung. Ketika jemaah melakukan ibadah, misalnya thawaf, maka buku yang dikalungkan itu dapat dibaca. Design itu juga memiliki maksud, disamping dikemas dalam bentuk kecil, memiliki kemudahan untuk disimpan, sekaligus aman.
Jika kita cermat melihat jemaah haji di luar Indonesia, ternyata kendala menghafal doa bukan monopoli muslim Indonesia, jemaah dari mana saja memiliki keterbatasan yang sama.
Jemaah yang kreatif, biasanya akan melakukan tukar menukar kalung semacam ini, untuk koleksi dan kenang-kenangan.
JUDUL :Kumpulan Doa Haji dan Umroh
PENULIS: H.M. Mulya Tarmidi
PENERBIT : PT Pradnya Paramita Jakarta. Jl, Bunga 8-*A. Jakarta 13140
ISBN : 979-408-061-5
TEBAL : xv ; 224 hlm; 10,5
CETAKAN: 2005

JUDUL :Panduan Padat Ziarah Madinah
PENULIS: Dato.Hj.MD, Daud Bin Che’ngah.—Mantan Pengurus Besar Bimbngan Jemaah Haji Le,baga Urusan Tabung Haji Malaysia
PENERBIT : Wisma MDC, 2717 & 2718. Jl. Permata Empat. Taman Pertama, Ulu Kelang, 533000 Kuala Lumpur. Telp. 03-41086600. E-mail: inquiries@mdep.com.my
http://www.mdcppd.com.my/
ISBN:967-70-0933-8
TEBAL : 122
CETAKAN: I-2006

JUDUL :Petunjuk Praktis Manasik Haji dan Umrah
PENULIS: Abu Abdilah
PENERBIT : PT. Darul Falah Po.Box 7816 JATCC 13340 Jakarta E-mail: daar_elfalah@yahoo.com
ISBN:
TEBAL : 124
CETAKAN: I-Juni 2007
JUDUL :Do’a-Do’a Manasik
PENULIS/PENERBIT: Penyelenggara Umroh & BPIH Khusus Linda Jaya
ISBN:
TEBAL : 267
CETAKAN: I-
JUDUL :Manasik Haji & Umrah – Teman Anda Ke Tanah SuciUmrah
PENULIS: Hj. Abu Inas Husayna
PENERBIT : Pustaka Al-Shafa. No. 28 Jalan 3/23 S, Taman Teratai Mewah Setapak 53000 KL. Telepon 03-402522811
ISBN: 983-159-097
TEBAL : 173
CETAKAN: I-2005

JUDUL :Panduan Praktis Umrah & Ziarah Teman Tetamu Allah
PENULIS: Darul Nu’man
PENERBIT: Darusl Nu’man. 15A, Tkt. Satu, Wisma Yakin. Jalan Masjid India 501000 Kuala Lumpur . http://www.darulnuman.com/ E-mail: admin@darulnuman.com
ISBN:983-046-292-7
TEBAL : 122
CETAKAN: II- 2003


JUDUL :Panduan Haji Teman Anda Ke Tanah Suci
PENULIS: HJ. Abu Mazaya Al-Hafiz
PENERBIT: Al-Hidayah Publishers 27 Jlana Ipoh Kecil, 50350 Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Tel. 03-4042 0733 Kuala Lumpur. www.hidayah.com.my E-mail: hidayah@streamyx.com
ISBN:983-099-381-7
TEBAL : 151
CETAKAN: II- 2006

Wednesday, August 13, 2008

MISTERI- AL-MUAISIM

Kecermatan dan kesabaran seorang-orang bernama R. Abdul Malik, akhirnya membuahkan sebuah buku yang berjudul “Misteri Al-Muaisim”.
Peristiwa tragis yang terjadi di Terowongan Mina Tahun 1990 lalu, diceriterakan ulang oleh buku ini. Kita pasti sangat maklum kalau pemberitaan ini tidak pernah surut, karena setiap musim haji kita dingatkan oleh terowonga Mina.
Pemerintah Saudi telah membangun sejumlah terowongan yang menghubungkan antara Mekkah dan Mina yang dimulai dari terowongan yang berada di jalan Mali Abdul Aziz, utara Mina yang memanjang dari Muzdhalifah sampai ke Aziziyzh Makkah Al-Mukarramah. Dilajutkan dengan terowongan yang menghubungkan wilayah Horotullisan dengan jamrat yang dikenal sebagai terowongan Muaishim, sesuai dengan nama daerahnya (kita mengenalnya dengan terowongan Mina)
Secra rinci, terowongan ini panjangnya 600 meter, sedangkan tingginya mencapai 8 meter. Yerowongan ini dibangun oleh pemerintah Saudi dengan menelan biaya SR. 370.000.000 [tiga ratus tujuh puluh juta Rial Saudi].
Pada tahun 1990, terowongan ini menjadi saksi mereganngnya nyawa, sebanyak 655 Jemaha Haji dari Indonesia, Juga nyawa dari Jemaah Haji Turki.
Buku ini sengaja ingin memutar ulang peristiwa itu, dalam bentuk laporan dari hari ke hari, dan disertai data yang tewas di terowongan lengkap dengan asal embarkasinya.
Data buku
JUDUL: Miteri Al- Muaisim
PENULIS: R. Abdul Malik
PENERBIT : Pustakakarya Gafitama
CETAKAN: November 1990
ISBN: 979-494-033-X
TEBAL : 140 hlm.
Isi buku ini banyak menyunting berita harian dan majalah mingguan. Juga wawancara langsung. Adapun media yang disunting adalah ; Tempo, Editoir, Kompas, Pelita, Suara Pembaharuan, Pikiran Rakyat, dan Pos Kota.

Monday, August 11, 2008

MENGENANG MUSIBAH MINA—1990

Deretan panjang musibah ternyata masih menyertai Jemaah Haji Indonesia, tragedy Kolombo 1974 yang menewaskan ratusan jemaah haji embarkasi Juanda, bahkan menurut berita jazad para koraban sulit untuk dikenali. Musibah rupanya masih berlanjut, pada tahun 1978 peristiwa tragis terulang kembali di Kolombo, sekitar 173 dinyatakan meninggal dan 67 orang selamat. Kedua musibah itu terjadi di Negeri Srilangka, antara kejadian yang pertama dengan musibah berikutnya hanya selang 4 tahun.
Kemudian pada tahun 1990, sebuah kejadian yang sangat memilukan masih menyelimuti jemaah haji Indonesia. Sekarang bukan dalam hitungan puluhan atau belasan, kini sekitar 655 jemaah haji Indonesia meregang nyawa di tanah Mina. Penyebabnya adalah saling injak, saling dorong ketika jamaah sedang melalui terowongan Mina yang dikenal dengan nama “Muaishim”. Tentunya ketika para jamaah sedang berpapasan ditambah dengan menyemutnya jemaah, dan mengejar waktu yang afdol punya urunan lahirnya musibah ini.
Beberapa media memberitakan bahkan seorang-orang penyanyi legendaries, Ebit G Ade mencipta lagu untuk mengenang musibah ini. Tangan kreatif ikut hanyut musibah yang menjadi berita dirajut dan kemudian dikliping, akhirnya jadilah buku dengan judul Mengenang Musibah Mina.
Kumpulan guntingan demi guntingan ini, memberikan pelajaran kepada kita, kesiapan mental plus kesabaran adalah kunci dalam menghalau musibah.


KLIPING DARI JAWA TIMUR
Kliping ini dikumpulkan dari berbagai Koran yang terbit dari Jawa Timur, oleh kaerena citarasa Jawa Timur sangat kental.
Banyak public figure asal Jawa Timur terekspos terkait peritiwa ini, misalnya Walikotamadya Mojokerto Wadijono SH, Bupati Ngajuk, Drs. Ibnu Salam, dan Dorce Gamalama. Ketika peristiwa itu terjadi Waliokotamadya Mojokerto dan Bupati Nganjuk, termasuk seorang-orang yang terhindari dari musibah itu.

PARTISIPASI GUDANG GARAM & BII
Pemberitaan yang menggetarkan atas musibah mina mampu neggerakan dermawan di Tanah Air, serta merta solidaritas itu terbangun. Pabrik Rokok Gudang Garam Kediri dan Bank Internasional Indonesia tergetak untuk memberikan bantuan.
Total yang diterimakan kepada ahli waris sebesar Rp. 2,6 Juta.

Sunday, August 10, 2008

TRAGEDI PESAWAT HAJI DI KOLOMBO

Baru saja kita dikejutkan pemberitaan translasi pembicaran pilot Adam Air yang yang terekam dalam kotak hitam [black box] Adam Air. Pro kontra datang,dan kecaman pun muncul tanpa diundang. Pemberitaan itu dianggap, menggambarkan suatu suasana tragis dan menyayat, dan memungkinkan menambah traumatis bagi keluarga. Itu adalah kejadian jatuhnya pesawat Adam Air diawal tahun 2008.
Ternyata tragedy pesawat jatuh juga pernah menimpa jemaah haji Indonesia, yakni di tahun 1974, dan tahun 1978 di Kolombo. Bahkan tragedy itu sempat di bukukan oleh seorang-orang wartawan, H. Soeharto adalah wartawan harian “Surabaya Post. Ini juga merupakan kejadian yang diambil dari pengalamannya ketika menunaikan ibadah haji tahun 1978.
Dalam route penerbangan, pesawat naas itu harus transit di Kolombo, untuk kepentingan penggantian crew. Ternyata pesawat itu harus menujam di tanah Srilangka dan terbakar, sebagian penumpangnya gugur. Tergambarkan dalam buku ini, bahwa ratusan pepohonan kelapa rebah seperti dibajak dan terbabat habis. Badan pesawat berkeping-keping, dan terlempar jauh berpuluh-puluh meter.
Data Buku: JUDUL : Tragedi Pesawat Haji Di Kolombo—15 Nopember 1978
PENULIS : H. Soeharto
PENERBIT: Warga Surabaya
CETAKAN: I –1979
TEBAL : 210
Tragedi Kolombo di tahun 1978 ini merupakan musibah bagi negeri Srilngka, sekaligus promosi buruk. Betapa tidak? Justru dua kali dalam bentuk yang sama kecelakaan terjadi di negeri ini. Kesamaannya : sama-sama pesawat DC-9 dan yang sama-sama mengangkut jemaah haji Indonesia. Bedanya hanya pesawat dalam musibah pertama [1974] ketika meninggalkan lapangan terbang menuju Jeddah, sedangkan dalam musibah yang kedua [1978] pesawat hendak menuju lapangan terbang.
Anehnya ketika tragedy terjadi, dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu di Srilangka, musibah ini di exploiter untuk menyerang rezim pemerintahan yang sedang berkuasa. Dikataklamn bahwa pemerintah tidak memberikan fasilitas atau memperbaiki fasilitas penerbangan yang baik pada lapangan terbang Katunayake. Melihat adanya opini politik yang menyerang pemerintah, Presiden Srilangka Jayawardhane dengan sigap menukas, dan merespon dengan melakukan penyelidikan atas musibah tersebut.
Menurut penulis terdapat beberapa alternative mengapa kecelakaan tersebut terjadi:
  1. pesawat sudah tua
  2. pilot yang salah melakukan landing
  3. fasiltas lapangan terbang yang kurang memenuhi
  4. cuaca

Musibah ini akhirnya merenggut 173 minggal, dan 76selamat, namun dalah hitungan hari menyusul seorang meninggal lagi.

Solidaritas Muslim :
Para sukarelawan penduduk Srilangka beragama Islam, tampak sibuk membantu polisi mengankut korban. Bahkan penduduk sukarelawan yang menolong tanpa pamrih ini, membantu membungkus mayat dan mengikatnya hingga rapi. Mereka sangat fanatic. Orang-orang yang bukan Islam, tidak diperkenankan sama sekali menjamah mayat yang dianggapnya “sister” dan “brother” .

Sepintas Musibah tahun 1974.
Musibah Kolombo 4 Desember 1974, adalah tragedy yang sangat menyayat, sebuah pesawat “Martin Air” DC- 8 F55 menabrak “Bukit Adam,” atau “Bukit Tujuh Perawan,” sebelum pesawat melandas di Katuyanake Kolombo. Jaraknya masih tercatat 100 mil dari lapangan terbang.
Tiada kehidupan. Pesawat itu hancur berkeping-keping 182 jemaah haji, 3 pramugari dan 8 orangcrew pesawat tida dikenal seorangpun. Hancur bersama puing-puing.
Jenasah dari jemaah, yang masing-masing dari Lamongan [16 orang], Surabaya [1 orang],Sulawesi Selatan [50 orang], Kalimantan Timur [3 orang] dan Blitar [111orang], yang dikenal beberapa kepingan daging dan tulang, di kebumikan di Masjid tua Ampel

Wednesday, August 6, 2008

SEJARAH KA’BAH DAN MANASIK HAJI

Buku ini tegolong tidak muda lagi usianya, ditemukan di komunitas buku lawas depan Stasion Kereta Api Kota Baru Malang. Dari sampul buku ini diketahui, bahwa pemilik pertamanya adalah Sardjono dan diberi tanggal 14-3-1956.
Sampul dalam buku ini, terdapat dua stempel yang dicapkan, pertama cap sebuah lembaga yang beralamat di Sumber Pucung Malang, kedua cap Kantor pendidikan Agama Kabupaten Malang.
Buku ini merupakan cetakan ketiga. Dan diterbitkan oleh CV. “bulan Bintang”. Jl. Kramat 62 Jakarta. Tahun terbit 1955.
Buku yang dirancang oleh H. Aboebakar ini membentangkan tentang Sejarah Ka’bah, sekaliguis panduan manasik Haji.
Tebal buku 223, dilengkapi dengan photo-photo yang menggambarkan jemaah haji diseputar tahun itu, bahkan terdapat phot Ka’bah yang sedang digenangi air, ketika banjir tahun 1950.

BUKU MANASIK HAJI PALING TUA DI NEGERI INI

Buku dapat digolongkan buku tua, diterbitkan di Jakarta bulan Rajab 1368 atau Bulan Mei 1949 Masehi. Disusun dan dietrbitkan oleh KH. Abdussamad, Tanah Tinggi VIII No. 13 Jakarta. Ditulis dengan Arab Gundul.
Tebal buku 40 halaman, ukuran 17 x 22. Isinya menerangkan dengan jelas dan ringkas bagaiman mestinya melakukan ibadah Haji yang berisi hikmat yang luas itu. Membentangkan pula sebuah perlanan mulai dari rumah, di kapal hingga di tanah haram.
Ketika itu harga buku ini, F 2.-
Sampul bagian belakang buku ini tertera sebuah reklame buku-buku untuk kepentingan beribadah. Disampul ini juga tertera “Tanbihun” [Peringatan], yang isinya:
…….. Sekalian kitab-kitab yang tersebut itu hanya sjah diperjual belikan, jikalau ada cap penerbitnya. Yang tidak ada capnya, tidak harus diperniagakan,

PENGANTAR HAJJI : GUS MUS

Buku ini tampilannya sangat sederhana disusun oleh KH. Bisri Mustofa, isinya sangat simple dan tidak berputar-putar istilah sekarang orang menyebutnya “to the point”. Kesederhanaan ditunjukkan sejak awal, mulai dari sampul depannya yang dicetak hitam putih. Mungkin penerbit punya maksud lain, buku ini agar dapat dijangkau secara ekonomi. Penerbitnya adalah “Menara Kudus”
Sambutan dalam buku ini diberikan almukarrom KH Idhan Cholid [Ketua Umum Nadlatul Ulama], dan Almukarrom KH. Abdul Wahab Chasbullah [Rois’Aam Syuriah PBNU].
Buku ini masih layak difungsikan, apalagi kiai Bisri memberikan terjemahan kata-kata yang kerap kali digunakan dalam komunikasi ringan di Tanah Suci. Kosakata ringan untuk percakapan terbatas, mulai dari kopi, teh, gula , tikar, “cibuk”/gayung mandi sengaja disediakan di buku ini.

PETUNJUK JAMAAH HAJI INDONESIA LAUT-UDARA 75.


[HAJI KOK ADA TARIK TAMBANG DAN BALAP KARUNG]

Buku petunjuk ini telah cetak ulang hingga 8 kali, mulai tahun 1969 hingga tahun 1976. Diterbitkan oleh Direktorat Jendral Urusan Haji. Jl. Kebon Sirih 57. Jakarta. Sistematika buku ini dibagi dalam 4 bagian:
  • Bagian pertama : Umum
  • Bagian kedua : Khusus Haji Laut
  • Bagian ketiga : Khusus Haji Udara
  • Bagian keempat: Lampiran.

Pada bagian pertama [Umum], dibentangkan hal ikhwal yang harus dipersiapkan. Hebatnya pemerintah kita ketika itu selalu membekalai jemaah Haji untuk menjaga image Negara. Tentunya seorang jemaah harus menjaga martabat bangsa, namun yang sangat menarik buku ini, justru sejak awal menghimbau jemaah haji itu harus sabar. Selangkapnya poin-poin yang dibahas dalam bagian pertama antara lain:

  1. Sabar
  2. Waspada
  3. Thaat [tata tertib]
  4. Ukhuwwah [membangun kesejawatan/persaudaraan/ soliditas]
  5. Kesehatan
  6. Martabat Bangsa
  7. Hemat
  8. Ibadah dengan tertib
  9. Waktu kedatangan dan keberangkatan
  10. Iklim.

Istilah yang kental danm harus dipahami oleh jemaah haji ketika itu adalah, siapa yang mengurusnya ketika di Tanah Suci. Oleh karenanya seorang jemaah ketika itu harus tahu siapa nama Syekh dan Muzawwir.
Warning Buku ini: “antara suami dan isteri jangan sampai lah dalam menyebut nama syekhnya, jika salah akan berbeda maktabnya, alias terpisah
MENARIKNYA BERHAJI LAUT:
Jika saat ini orang berhaji selalau menggunakan pesawat udara, ketika itu ada juga jemaah haji yang menggunkan kapal laut. Lama perajalanan 14 hari. Untuk mengisi waktu selama selama berlayar MPHI—Majelis Penyelenggara Haji Indonesia bekerja sama dengan pihak perkapalan mengadakan rekreasi antara lain berupa:

  1. Musabaqah Tilawatil Qur,an
  2. Musabaqah Adzan
  3. Cerdas tangkas Manasik Haji
  4. Perlombaan cara memakai kain ihram
  5. Perlombaan berpidato
  6. Perlobaan kebersihan palkah
  7. Catur
  8. Pingpong
  9. Halma
  10. Karambol
  11. Lari dalam karung
  12. Tarik Tambang

HAMBA LABBAIK


Buku ini seperti panduan, dapat pula dikatakan lebih dari sekedar buku manasik. Lebih tepat buku ini adalah buku yang sungguh-sungguh membelajarkan. Membimbing secara utuh calon jamaah haji. Dicipta dalam bentuk ceritera, namun selebihnya memberikan pembelajaran mengapa, dan bagaimana berhaji itu. Pembekalan mental, persiapan hingga pasca berhaji terurai dengan cantik dan mudah cerna. Setiap aktivitas di berikan rasionalnya, cara melakukan dan manfaat yang diperoleh.
Data buku;
JUDUL: Hamba Labbaik
PENULIS : A. Mustaffa Basjyr
PENERBIT : Yayasan Perjalanan Haji Pusat
CETAKAN : IV Agusutus 1971
TEBAL : 140

Tuesday, August 5, 2008

PENGALAMAN HAJI DI TANAH SUCI

Sebuah kisah seorang-orang bernama H. Azkarmin Zaini, menorehkan pengalaman ketika sedang menunaikan Ibadah haji. Buku ini merupakan edisi perbaikkan dari yang pernah ditulis dalam harian Kompas dari tanggal 3 sampai 11 Pebruari 1975. Buku ini menyajikan sebuah pengalaman, yang diramu secara apik, karena kecermatan penulis sehingga Dr. Hamka ikut terpesona.
Dalam buku ini pula Dr. Hamka memberikan kata pengantar, sedang komentranya terhadap buku ini:
“….agaknya sayalah salah seorang yang terpesona dan merasa terpukau olehnya”
Lebih jau :
“Sungguh tulisan ini menimbulkan kembali kenangan indah bagi orang yang pernah naik Haji, menghimbau orang lain yang belum Haji dan memperkenalkan kepada orang yang bukan Islam satu segi fdari kerochanian orang Islam”
Data Buku :
JUDUL: Pengalaman Haji di Tanah Suci
PENULIS : H. Azkarmin Zaini
PENERBIT: PT Gramedia, Jakarta
CETAKAN : I—1975
TEBAL : 167 Hlm.